Pages

Subscribe:

Minggu, 27 November 2011


IEEE 802.

P802.1 High Level Interface (HILI)


P802.3 Ethernet

P802.11 Wireless Local Area Network (WLAN)

P802.15 Wireless Personal Area Network (WPAN)

P802.16 Broadband Wireless Acces

P802.18 Radio Regulatory TAG

P802.19 Wireless Coexistence

P802.21 Media-independent Handover

P802.22 Wireless Regional Area Network
P802.17 Resilient Packet Ring

P802.20 Mobile Broadband Wireless Access
P802.2 Logical Link Control
P802.4 Token Bus
P802.5 Token Ring
P802.6 Metropolitan Area Network (MAN)
P802.7 Broadband TAG
P802.9 Integrated Services LAN (ISLAN)
P802.10 Standard for Interoperable LAN Security (SILS) 
P802.12 Demand Priority
P802.14 Cable-TV Based Broadband Comm Network
P802.23 Emergency Services


Sabtu, 12 November 2011

CIDR dan VLSM

CIDR
Metode CIDR, berhitung IP address dengan ini banyak digunakan dan sangat membantu dalam proses pembagian IP address, banyak tulisan yang membahas cara ini seperti di CCNA-CNAP, khususnya dalam soal-soal ujian yang dilakukan oleh cisco, kemudian pak romi tulisannya tentang konsep subnetting siapa takut ? bisa kita baca di
http://romisatriawahono.net, pada kesempatan ini yang akan kita lakukan adalah
perhitungan subnetting lanjutan atau yang dikenal dengan VLSM (variable length Subnet
Mask), namun sebelum kita membahas VLSM ada baiknya kita sedikit meriview tentang
subnetting menggunakan CIDR.
Pada tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep perhitungan IP Address
yang dinamakan supernetting atau classless inter domain routing (CIDR), metode ini
menggunakan notasi prefix dengan panjang notasi tertentu sebagai network prefix,
panjang notasi prefix ini menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai
Network ID, metode CIDR dengan notasi prefix dapat diterapkan pada semua kelas IP
Address sehingga hal ini memudahkan dan lebih efektif.
Menggunakan metode CIDR kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidak
berkelas sesukanya tergantung dari kebutuhan pemakai.
Sebelum kita melakukan perhitungan IP address menggunakan metode CIDR berikut ini
adalah nilai subnet yang dapat dihitung dan digunakan
Sumber table 1.1 dibawah berasal dari : http://romisatriawahono.net

Tabel 1.1

Catatan penting dalam subnetting ini adalah penggunaan oktat pada subnet mask
dimana :
- untuk IP Address kelas C yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada oktat
terakhir karena pada IP Address kelas C subnet mask default-nya adalah
255.255.255.0
- untuk IP Address kelas B yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 2 oktat
terakhir karena pada IP Address kelas B subnet mask default-nya adalah
255.255.0.0
- untuk IP Address kelas A yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 3 oktat
terakhir karena IP Address kelas A subnet mask default-nya adalah 255.0.0.0
untuk lebih jelasnya dapat kita lakukan perhitungan pada contoh IP Address berikut ini :
diketahui IP Address 130.20.0.0/20
menurut pak romi ☺ yang ingin diketahui dari suatu subnet dan IP Address adalah ;
1. Berapa jumlah subnet-nya ?
2. Berapa jumlah host per subnet ?
3. Berapa jumlah blok subnet ?
4. Alamat Broadcast ?
Untuk dapat menghitung beberpa pertanyaan diatas maka dapat digunakan rumus
perhitungan sebagai berikut :
- Untuk menghitung jumlah subnet = (2x)
(2x) = (24) = 16 subnet
Diman a x adalah banyak angka binary 1 pada subnet mask di 2 oktat terakhir :
130.20.0.0/20, yang kita ubah adalah /20 menjadi bilangan binary 1 sebanyak 20
digit sehingga (banyaknya angka binary 1 yang berwarna merah) dan jumlah
angka binary pada 2 oktat terakhir adalah 4 digit

Decimal 255 255 240 0
- Untuk menghitung jumlah host per subnet = (2y-2)
(2y-2) = (212-2) = 4094 host
Dimana y adalah banyaknya angka binary 0 pada subnet mask di 2 oktat terakhir
(banyaknya angka binary 0 yang berwarna biru) dan jumlah angka binary pada 2
oktat terakhir adalah 12 digit

Untuk menghitung jumlah blok subnet = (256-nilai decimal 2 oktat terakhir pada
subnet) sehingga =
(256-240)= 16

Hasil pengurangan tersebut kemudian menjadi nilai kelipatan sampai nilainya sama
dengan nilai pada 2 oktat terakhir di subnet mask, yaitu :
16+16 dan seterusnya hingga 240, kelipatan 16 adalah :

Dari hasil perhitungan diatas maka dapat kita simpulkan :
Untuk IP Address 130.20.0.0/20
Jumlah subnet-nya = 16
Jumlah host per subnetnya = 4094 host
Jumlah blok subnetnya sebanyak 16 blok yaitu

Dengan hasil akhir sebagai berikut :

Selanjutnya dari nilai CIDR tersebut dapat kita bagi lagi menjadi blok subnet baru hal ini
dapat dilakukan dengan metode VLSM.

VLSM
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda
dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika
menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja,
perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian
blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah
diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini
tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam
jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address
berkelas.
Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan
IP Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasi kekerungan IP
Address tersebut. Network Address yang telah diberikan oleh lembaga IANA jumlahnya
sangat terbatas, biasanya suatu perusahaan baik instansi pemerintah, swasta maupun
institusi pendidikan yang terkoneksi ke jaringan internet hanya memilik Network ID tidak
lebih dari 5 – 7 Network ID (IP Public).
Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat
berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat
memenuhi persyaratan ; routing protocol yang digunakan harus mampu membawa
informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP,
IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2),
semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode
VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi.
Tahapan perihitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan
CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM, sebagai contoh :
130.20.0.0/20
Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR, maka didapat
11111111.11111111.11110000.00000000 = /20
Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka
Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16
Maka blok tiap subnetnya adalah :
Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20
Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20
Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20
Dst … sampai dengan
Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20
Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian :
- Kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai 16 diambil dari hasil perhitungan
subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24 = 16
- Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita
gunakan /24, maka didapat 130.20.32.0/24 kemudian diperbanyak menjadi 16
blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu :
Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24
Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24
Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24
Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24
Dst … sampai dengan
Blok subnet VLSM 1-16 = = 130.20.47/24
- Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu
130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat
ke 4 pada Network ID yang kita ubah juga menjadi 8 blok kelipatan dari 32
sehingga didapat :
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27
Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27
Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27
Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27
Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27
Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27


Sumber : metode-ip-address-lanjutan-vlsm.pdf